web widgets

Jumat, 12 April 2013

Daur Ulang Air Wudhu


Mau@Tau,…?


Daur Ulang Air Wudhu.


Berwudhu

YPM Salman ITB melalui Unit Riset Lembaga Pemberdayaan Umat ( Salaman Institut for Community Development) dengan dukungan Kementerian Risat dan Teknologi RI melalui program SIPTekMan ( Sistem Insentif Teknologi dan Manajemen) tahun 2003 telah melakukan serangkaian riset untuk mendapatkan teknologi alternatif yang murah untuk mendaur ulang air bekas wudhu.


 

Teknologi alternatif yang didapatkan dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan variasi teknologi daur ulang yang dapat digunakan untuk mendaur ulang air buangan rumah tangga seperti air bekas cuci pakaian, bekas mandi, bekas cuci piring dan sebagainya. Penyelesaian masalah kerawanan air yang berdampak lebih luas dilakukan dengan mengembangkan variasi dari teknologi inti.
Teknologi daur ulang air memiliki tingkat kesulitan yang unik dan khas. Tingkat kesulitan tersebut berasal dari fakta bahwa teknologi yang dirancang harus memenuhi syarat teknis dan syarat fikih Islam. Menurut fikih islam, air yang dapat digunakan berwudhu adalah air yang tidak berubah warna dan rasanya. Perubahan warna dapat diidentifikasi dengan alat ukur visual yang terdapat di labolaturium. Tetapi perubahan rasa sampai sekarang belum ada alat ukurnya. Kesulitan inilah yang berusaha dipecahkan oleh tim riset dari LPU YPM Salman  ITB.
Tim riset ini terdiri atas dosen dan mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan ITB, serta praktisi yang pernah menjadi aktivis di Masjid Salman ITB. Selain itu, dalam upaya penyebaran teknologi ini ke masyarakat dijalin pula kerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Falah, Dago. Kerjasama berbentukuji kepahaman wirausaha dengan teknologi daur ulang air sebagai produk dan pelibatan santri dalam kegiatan riset.
Sebenarnya Masjid Salman ITB bukan yang pertama mengembangkan teknologi daur ulang air wudu. Sebelumnya Pondok Pesantren Darut Tauhid sudah melakukan hal yang serupa. Kelebihan perancangan yang dilakukan di Masjid Salaman ITB adalah adanya riset mendalam mengenai teknologi yang murah sebelum penerapan. Selain itu, teknologi yang dirancang diupaykan menggunakan bahan yang ada di sekitar lingkungan. Dengan demikian, teknologi yang didapatkan lebih menjamin secara ilmiah, sah menurut syariat Islam, serta ramah lingkungan.

^ Thank You For Reading It ^
(^ Mudah – mudahan Informasi ini Bermanfaat ^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Komentar Saudara.