Assalamu’alaikum, Wr, Wb.
Ya,
pembaca yang budiman, Bagaimana kabar anda ?? Semoga sehat wal’afiat dan berada
dalam lindungan Allah SWT.
Kini,
penulis
akan memberikan sebuah wawasan untuk anda terkait “ Hisab & Rukyat Hilal “,
yang 2 metode tersebut hingga kini masih dipakai dalam penentuan hilal.
Sebelum
mengenal “ Hisab & Rukyat “, adakalanya kita harus mengetahui dahulu, apa
itu “ Hilal “ ??
Hilal
merupakan bulan sabit muda pertama yang tampak diawal bulan hijriah setelah
ijtima ( konjungsi ).
Terdapat
beberapa faktor ( patokan) dalam penentuan “ HILAL “ =>
1) Altitude, yakni besaran yang menyatakan
ketinggian suatu objek benda langit yang diukur dari horizon ke objek langit
tersebut.
2) Elongation, yakni besar sudut
planet/satelit, bumi dan matahari.
3) Age of Moon ( Umur Bulan ), yakni selisih
antara waktu terbenamnya matahari
( Sunset ) dengan
waktu terjadinya ijtimak.
4) Phase ( Fraksi Ilmunasi ), yakni
perbandingan intensitas cahaya yang tampak oleh suatu objek langit, dengan yang
dipantulkan kembali oleh permukaan planet tersebut. Satuan-nya biasa
menggunakan %.
5) Lag, yakni selisih antara waktu terbenamnya
matahari ( Sunset ) dengan waktu terbenamnya bulan ( Moonset )
6) Refraksi, yakni pembiasan akibat keadaan
cuaca di atmosfer.
Selain
terdapat patokan, terdapat pula hal-hal yang mengganggu proses “ Rukyatul Hilal “, diantaranya : objek
langit yang cahayanya terlalu terang ( sehingga mengganggu objek hilal : bulan
), Cuaca yang tak mendukung, medan pandang horizon yang tak leluasa (
terbatas ).
Apa
itu “ Hisab & Rukyat “ ??
Hisab
berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti “ perhitungan “. Dalam ilmu Falak,
Hisab merupakan proses penentuan hilal dengan menggunakan analisis
matematis-astronomis.
Namun,
pada saat ini, terdapat sebuah teknologi berbasis Astro-Software yang praktis
dalam “ Hisabul Hilal “, dintaranya Stellarium, Cartes Du Ciel,
Cyber Sky, Accurate
Times, Accurate Hijr Calculator by Abdurrauf.
Dari
berbagai software tersebut, saya menyarankan agar anda dapat mendowload
aplikasi Stellarium
dan Accurate Hijr Calculator, karena software ini bermanfa’at
penuh dalam ilmu falak, terkait penentuan “ HILAL “.
Sedangkan,
Rukyat memiliki arti “ pengamatan “. Dalam Ilmu Falak, Rukyat adalah proses
pengamatan ( mengamati ) visibilitas hilal pada waktu yang telah ditentukan,
biasanya dilakukan setelah ijtim’a ( konjungsi ).
Terdapat
beberapa metode dalam rukyat :
1) Rukyatul Hilal
Adalah proses penentuan awal bulan hijriah
dengan melihat hilal secara langsung, jika hilal tidak terlihat maka harus
digenapkan.
Metode ini, biasa dipakai oleh Nadhlatul Ulama ( NU ).
2) Wujudul Hilal
Adalah proses penentuan hilal yang menggunakan 2 prinsip :
telah terjadi ijtima’ sebelum matahari terbenam ( Ijtima’ Qablal Ghurub ) dan
terbanamnya bulan setelah terbenamnya matahari ( Moonset After Sunset ).
Metode ini, biasa dipakai oleh Muhammadiyah.
3) Imkanur Rukyat MABIMS
Adalah proses penentuan
hilal, berdasarkan keputusan MABIMS (Menteri Agama : Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura ).
Dalam metode ini, terdapat
sebuah patokan dalam penentuan “ HILAL”, sehingga bulan dapat dikatakan “ HILAL “ =>
a) Minimal altitude (ketinggian ) bulan harus
2 derajat.
b) Minimal elongasi ( Sudut Matahari-Bulan )
harus 3 derajat.
c) Minimal umur bulan ( setelah ijtima’ )
harus 8 jam.
Jika, ketiga patokan tersebut
telah terpenuhi, maka bulan dikatakan “ HILAL “.
Metode ini, biasa dipakai
oleh Pemerintah Indonesia.
4) Rukyatul Global
Adalah proses penetuan hilal,
dimana jika sesorang ( pihak ) telah melihat hilal, maka seluruh negeri-nya,
dimana bulan telah mencapai hilal.
Metode ini, biasa dipakai
oleh Hizbut
Tahrir Indonesia.
Namun kesepakatan akan
terjadi melalui " Sidang Isbat ”.
Berikut
sebuah diskusi “ ISBAT “ yang bersifat terbuka, artinya sidang isbat utama (
seminar/diskusi ) dipublikasikan. Ini terjadi pada tahun 2013 ke belakang.
Nampak dihadiri oleh Pakar Astronomi, yakni sebagai Ketua LAPAN = Bapak Thomas Djamaluddin ( Ketiga kanan dari pihak yang sedang berbicara ) =>=>
“ ISBAT “ yang
bersifat tertutup, mulai dari tahun 2014, artinya sidang isbat utama tidak
dapat diliput oleh media, dan hasilnya akan dipublikasikan pada khalayak umum.
Sekilas video terkait penjelasan " Metode Hisab & Rukyatul Hilal " =>
Berikut terdapat
pula, video persentasi pengamatan hilal oleh bapak Ar. Sugeng
Riyadi - Pembina di CASA. =>
Kini penulis, telah
melakukan sebuah analisis terhadap awal Ramadhan 1436 H dengan pertanyaan “
Mengapa menteri agama, menetapkan 1 Ramadhan 1436 H, jatuh pada hari Kamis, 18
Juni 2015 ?? “.
Sumber :
Wassalamu’alaikum, Wr, Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Saudara.